DIABETES MELLITUS
Bertujuan Menyelesaikan
makanan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, agar penderita mencapai
keadaan faali normal dan dapat melakukan pekerjaan sehari – hari seperti biasa.
Syarat – syarat
1. Jumlah
kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin , berat badan dan tinggi badan ,
aktivitas, suhu tubuh, kelainan metabolic.
2. Jumlah
hidrat arang disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya; gula
murni tidak diperbolehkan
3. Makanan
cukup prtein mineral dan vitamin.
4. Pemberian
makan an disesuaikan dengan macam obat yang diberikan.
Macam – macam dan
indikasi pemberian
Diit I s.d III : diberikan pada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s.d V : diberikan kepada penderita yang mempunyai
berat badan normal
Diit VI s.d VIII : diberikan kepada penderita kurus , diabetes
remaja ( juvenile diabetes ) atau diabetes dengan komplikasi.
DIET TINGGI SERAT
Bertujuan Merangsang
peristaltic usus agar defekasi dapat normal kembali
Syarat – syarat
1. Cukup
kalori dan protein
2. Tinggi
vitamin dan thiamin dan lain-lain vitamin B kompleks dan mineral untuk
memelihara kekuatan otot saluran pencerna.
3. Banyak
cairan 2-2½ liter sehari untuk memperlancar defekasi, minum sebelum makan dapat
merangsang peristaltic.
4. Tinggi
serat dan bahan makanan yang dapat merangsang peritaltik usus.
Indikasi Pemberian
Diet tinggi serat diberikan kepada obstipasi dan penyakit
dipertikular
DIET PADA PENYAKIT
HATI
Bertujuan Memberikan
makanan secukupnya guna mempercepat perbaikan faal hati tanpa memberatkan
pekerjaannya.
SYARAT- SYARAT
1. Kalori
tinggi , hidrat arang tinggi, lemak sedang dan protein disesuaikan dengan
tingkat keadaan klinik penderita. Diit deberikan secara berangsur – angsur,
disesuaikan dengan nafsu makan dan toleransi penderita terhadap protein
2. Cukup
mineral dan protein
3. Garam
rendah bila ada retensi garam / air, cairan dibatasi bila ada ascites hebat.
4. Mudah
cerna dan tidak merangsang.
5. Bahan
makanan yang menimbulkan gas dihindarkan.
MACAM – MACAM DIIT
Diit hati I
Diberikan kepada penderita chirhosis hepatis berat dan
hepatis infeksiosa akut dalam keadaan prekomaatau segera sesudah penderita
dapat makan kembali. Pemberian sumber protein sedapat mungkin dihindarkan.
Makanannya berupa cairan yang mengandung hidrat arang sederhana seperti sari
buah, sirop dan the manis.
Diet hati II
Diberikan bila keadaan akut dan prekoma sudah dapat diatasi
dan penderita sudah mulai mampunyai nafsu makan. Makanannya dalam bentuk
cincang atau lemak . pemberian protein dibatasi ( 30 g sehari ) dan lemak
diberikan dalam bentuk mudah cerna.
Diie hati III
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II atau
kepada penderita yan nafsu makannya cukup. Makanan yang diberikan dalam bentuk
lunak atau biasa, protein yang diberikan 1 g/kg berat badan. Lemak sedang dalam
bentuk mudah cerna.
Diit hati IV
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diit hati III
atau kepada penderita hepatitis yang nafsu makannya telah baik, telah dapat
menerima protein dan tidak menunjukan gejala cirrhosis hepatis aktif. Makanan
yang diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Yang tinggi protein, hidrat
arang, lemak cukp vitamin dan mineral cukup.
DIIT PADA PENYAKIT
KANTONG EMPEDU
Tujuan
1.
Mamberi
istirahat pada kantong empedu dan mengurangi rasa sakit
2.
Member makanan dan minuman secukupnya untuk
memelihara berat badan normal dan keseimbangan cairan tubuh.
Syarat – syarat
1. Lemak
rendah untuk mengurangi kontraksi kantong empedu, lemak diberikan dalam bentuk
mudah cerna.
2. Kalori
protein dan hidrat arang cukup. Bila terlalu gemuk jumlah kalori dikurangi
3. Vitamin
tinggi terutama vitamin yang larut dalam lemak
4. Mineral
cukup
5. Cairan
tinggi untuk membantu pengeluaran kuman-kuman atau sisa-sisa metabolisma dan
mencegah dehidrasi.
6. Makan
tidak merangsang dan diberikan dalam persi kecil tetapi sering untuk mengurangi
rasa kembung.
MACAM – MACAM DAN INDIKASI PEMBERIAN
diit rendah lemak I
diberikan kepada penderita cholecytitis dan cholelithiasis
dengan kolik akut makanan diberikan berupa buah-buahan dan minum-minuman manis.
Makanan ini rendah dalam kalori dan semua zat- zat kecuali vitamin A dan C dan
sebaiknya diberikan hanya 2-3 hari saja.
Diit rendah lemak II
Diberikan secara berangsur bila keadaan akut bias diatasi
dan perasaan mual sudah berkurang atau kepada penyakit kantong empedu kronis
yang terlalu gemuk. Makanan yang diberikan dalam bentuk cincang , lunak atau
biasa. Makanan ini rendah dalam kalori dan kalsium.
Diit rendah lemak III
Diberikan padan penderita penyekit kantong empedu yang tidak
gemuk dan cukupmempunyai nafsu makan . makanan yang diberikan dalam bentuk lunak
atau biasa makanan ini cukup dalam klaori dan semua zat-zat gizi.
DIIT PADA PENYAKIT LAMBUNG
BERTUJUAN mamberi makanan yang adekwat, tidak merangsang,
dapat mengurangi pengeluaran cairan lambung dan dapat menetralkan kelebihan
asam lambung.
Prinsip – prinsipnya
1. Mudah dicerna, makanan porsi kecil dan
diberikan sering
2. Protein
cukup untuk mengganti jaringan yang rusak
3. Tidak
merangsang secara mekanis, termis maupn kimia
4. Mkanan
secara berangsur harus memenuhi kebutukan gizi normal
Indikasi Pemberian
Diet lambung diberikan kepada penderita ulcus pepticum,
oesophagitis, gastritis, tukak colon, typus abdonimalis dan sesudah operasi
saluran pencernaan.
Macam – macam
diet lambung I
diberikan kepada penderita ulcus pepticum akut, ulcus
pepticum dengan pendarahan, oesophagitis dan gastritis akut serta penderita
typus abdonimalis berat. Makanan yang diberikan berupa susu dan bubur hanya
diberikan selama 2 hari karena membosankan dan sangat kurang kalori, besi,
thiamin dan vitamin C. makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 3 jam.
Diet lambung II
Diberikan sebagai perpindahan diit lambung I setelah fase
akut dapat diatasi, pada typhus abdonimalis dengan suhu tubuh tinggi dan
sesudah operasi saluran pencernaan tertentu. Makanannya berbebtuk saring atau
cincang tiap 3 jam.
Diet lambung III
Diberikan sbagai perpindahan diit lambung II atau kepada
penderita ulcus pepticum ringan, penderita typhus abdonimalis yang suhu
tubuhnya sudah kembali normal. Makanan berbentuk lunak, diberikan 6 kali sehari
dalam porsi kecil
Diit lambung IV
Diberikan kepada makanan perpindahan dari diit lambung III
atau kepada penderita ulcus pepticum ringan, gastritis ringan, oesophagitis
ringan serta thypus abdonimalis yang hamper sembuh. Makanannya dalam bentuk
lunak dan biasa, tergantung toleransi penderita. Makanan ini cukup kalori dan
semua zat-zat gizi
DIIT RENDAH SISA
BERTUJUAN memberikan makan secukupnya yang sedikit mungkin
merangsang alat pencernaandan sedikit mungkin meninggalkan sisa.
Prinsipnya
Makanan hendaknya mudah cerna, tidak merangsang baik secara
mekanis, thermis maupun kimia dengan jalan :
Menghindarkan makanan tinggi serat
Menghindarkan makanan terlalu panas dan terlalu dingin
Menghindarkan makanan tinggi lemak, terlalu manis, terlalu
asam dan terlalu berbumbu
Memasak makanan hingga lunak
MACAM- MACAM
Diit rendah sisa I
Makanan yang diberikan dalam bentuk saring . makanan yang
mengandung banyak serat sama sekali tidak diperbolehkan, begitupun bumbu. Lemak
dan gula diberikan dalam jumlah terbatas bila penderita tahan ; susu tidak
diperbolehkan. Makanan ini diberikan selama beberapa hari saja karena rendah
kalori, protein, kalsium, besi, thiamin dan vitamin C.
Diit rendah sisa II
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diit rendah sisa
I atau kepada penderita diare kronis. Makanannya dalam bentuk cincang atau
lunak. Makanan mengandung serat diperbolehkan dalam jumlah terbatas, begitupun
lemak dan gula, bumbu-bumbu yang merangsang tidak diperbolehkan. Makanan ini
cukup kalori dan zat-zat gizi.
ANOREKSIA NERVOSA
Penolakan secara sadar terhadap makanan
Perasaan takut luar biasa akan kenaikan berat badan/ gemuk
Gangguan pada cara seseoang tentang berat badan yang merasa
gemuk walaupun sudah kurus
BULIMIA
Makanan yang berlebihan diikuti dengan cara memuntahkan
makanan sendiri, berpuasa dengan menggunakan obat pencahar/ diuretic
PERBEDAANNYA
|
KARAKTERISTIK
|
ANEROKSIA NERVOSA
|
BULIMIA
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Usia ( th )
Sikap terhadap pengobatan
Berat Badan
Metabolic
Gastrointestinal
Kardiovaskuler
muskuleskeletal
|
12 s.d 30 → puncak 13-14 & 17-18
Menyangkal terhadap satu masalah
25% atau lebih dibawah BB umum atau diinginkan.
Ketidak mampuan untuk mempertahankan suhu tubuh pada
tekanan panas/ dingin.
Penurunan pengosongan lambung, konstipasi, peningkatan
exym hepar.
Bradikardia, hipotensi
Penurunan dentitas tulang → derajat kurangnya berat badan
|
17-18
Sering sangat rahasia terhadap perilaku bulimia,
tapisenang menerima bantuan ketika masalah diakui.
Hanya sedikit dibawah BB
Menstruasi tidak teratur <20% amenore.
Pembesaran kelenjar parotis
Keracunan : takikardia, kel. jantung
|
0 komentar:
Posting Komentar