ASPEK PADA PASIEN
DENGAN GANNGGUAN
NUTRISI
PENGKAJIAN
Ø
Pengukuran antropometri meliputi : BB, TB,
Lingkar lengan dan lipatan kulit
Ø
Data biochemical meliputi :
Kadar Hb, Ht.
Total lymfosit : Karena kadar
lymposit yang rendah menunjukan adanya pemecahan protein
TANDA – TANDA KLINIK
NO
|
TUBUH
|
TANDA – TANDA NORMAL
|
T.T ABNORMAL
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Rambut
Kulit
Mata
Lidah
M. Mukosa
Cardiovaskuler
Otot
G I
Neurologi
Vitality
BB
|
Kilat, berminyak tidak kering
Lembut, sedikit lembab, turgor baik
Berbinar jernih
Merah muda, lembab
Merah muda, lembut
Hr & TD N & irama jantung normal
Lembut, lunak berkemban biak
Nafsu makan baik eliminasi normal, teratur
Reflex normal, perhatian baik, emosi stabil
Gesit, energik, mampu untuk tidur baik
Normal sesuai umur, berkembang, TB Normal
|
Kering, kusam, lambat tumbuh
Pecah-pecah, kusam
Kering, kemerahan
Merah, bercak2, bengkak
Kemerah2han, kering, bercak & mudah pecah.
Hr↗, Hd↗, irama tidak teratur.
Tonus <, lembek, tidak berkembang
Anoreksia/ konstipasi
Reflex menurun, emosi tidak stabil, bingung
Energy <, lelah, < tidur
Overweight, under weight
|
Ø
Riwayat diet
-
Pola makan
-
Intake makanan/ perhari
-
Penggunaan vit.
-
Masalah- masalah yang berhubungan dengan diet
-
Diet yang kurang adekuat
-
Gangguan perubahan citrasa pembau, dst.
-
Makanan yang menimbulkan energy
FACTOR YANG
MEMPENGARUHI DIET
-
Kultur
-
Kepercayaan
-
Status ekonomi
-
Gaya hidup
-
Kepercayaan tentang efek makanan terhadap
kesehatan
-
Factor psikologi
DIAGNOSA
-
Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d
-
Kelebihan intake nutrisi
-
< aktifitas
-
Gangguan metabolic dan endokrin
-
Penggunaan makanan tambahan yang tidak sesuai
PERENCANAAN
1.
Pada dasarnya perencanaan bertujuan :
-
Mempertahankan / meningkatkan status nutrisi
-
Mencegah terjadinya masalah nutrisi
-
Mamfasilitasi klien agar nyaman pada waktu makan
2.
Gangguan nitrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
-
Diare kornis
-
Mal absorbs
-
Gangguan psikologi
3.
Cemas b.d obesitas ( contoh lain )
EVALUASI
Diharapkan klien akan :
1.
Mempunyai ukuran lipatan kulit tricep yang normal
2.
Mempunyai ukuran L. lengan atas normal
3.
Mempunyai berat badan normal
4.
Mempertahankan intake cairan
5.
Mendemostrasikan perencanaan untuk mengurangi
kelbihan BB
6.
Mendemostrasikan perencanaan untuk meningkatkan
BB
7.
Mampunyai kadar glukosa darah dan urin normal
8.
Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan kemampuan yang
dimiliki
9.
Merecanakan penggunaan bahan maksimal sesuai
dengan diet
10.
Mengidentifikasi mak yang tinggi kalsium
IMPLEMENTASI
-
Intervensi konseling tentang diet
-
Intervensi pendidikan diet khusus
-
Intervensi pemberian makanan pasien ditempat
tidur
-
Intervensi pemberian maksimal melalui pipa
penduga lambung. Parental
EVALUASI
Diharapkan
klien akan :
1. Mempunyai ukuran lipatan
kulit tricep yang normal
2. Mempunyai ukuran L. lengan
atas normal
3. Mempunyai berat badan normal
4. Mempertahankan intake cairan
5. Mendemonstrasikan
perencanaan untuk mengurangi kelebihan BB
6. Mendemonstrasikan
perencanaan untuk meningkatkan BB
7. Mempunyai kadar glukosa
darah dan urine N
8. Memenuhi kebutuhan nutrisi
dengan kemampuan yang dimiliki
9. Merencanakan penggunaan
bahan maksimal sesuai dengan diet
10. Mengidentifikasi makanan
yang tinggi klasium
STANDAR MAKANAN PASIEN
1.
Makanan biasa
2.
Makanan lunak
3.
Makanan saring
4.
Makanan cair
5.
Makanan lewat pipa
1.
Makanan biasa
Makanan yang diberikan kepada pasien yang
tidak memerlukan makanan khusus karena penyakitnya.
Syaratnya :
-
Tidak memerlukan makanan khusus
-
Tidak merangsang/ menimbulkan rangsangan pada
saluran cerna
-
Cukup kalori protein dan zat lain
-
Nilai gizi 2230 pria, 2005 wanita
-
Bahan makanan dapat ditukar dengan makanan lain
sesuai makanan yang ada didaerahnya
-
Makanan pokok beras/ nasi
-
Sayuran campuran, kacang – kacangan, daun warna
hijau, dll.
-
Untuk wanita hamil / menyusui hendaknya
diberikan tambahan 1 – 2 gelas susu/ hari
-
Makanan tidak boleh diberikan : berlemak, terlalu manis/ asin dan tidak
menggunakan bahan pengawet.
Pembagian makanan sehari
PAGI
|
SIANG/ SORE
|
TAMBAHAN
|
-
Beras/ nasi
-
Telor / daging
-
Sayuran
|
-
Beras/ nasi
-
Daging/ ayam
-
Tahu/ tempe
-
Sayuran
-
buah
|
Jam 10.
-
Snack/ k. ijo
Jam 16.
-
Snack/ k. hijau
|
2.
Makanan Lunak
Makanan diberikan kepada pasien sesudah
operasi/ penyakit infeksi saluran pencernaan dengan kenaikan suhu tinggi
Syarat.
-
Makanan dapat diberikan langsung / perpindahan
dari makanan saring
-
Makanan mudah dicerna, rendah serat
-
Tidak mengandung bumbu yang tidak merangsang
saluran cerna
-
Cukup kalori, protein zat gizi lain
Pembagian makanan dalam sehari
menu hanya nasi diganti bubur.
3.
Makanan Saring
Makanan saring yang diberikan kepada pasien
sesudah operasi, infeksi akut termasuk saluran cerna.
Syarat .
-
Melihat keadaan pasien
-
Diberikan langsung/ perpindahan makanan saring
-
Makanan harus mengandung zat gizi sama dengan
makanan lunak tapi harus duhaluskan
Pembagian makanan/ hari
PAGI
|
SIANG/
SORE
|
TAMBAHAN
|
T. beras/ bubur susu
Telor ½ matang
Susu
|
-
Bubur saring
-
Semur daging
-
Telor rebus
-
Wortel
-
Air jeruk
|
Jam 10. Pudding
Jam 16. Susu
Jam 20. Susu
|
4.
Makanan cair
Makanan cair diberikan sebelum/ sesudah
operasi tertentu dalam keadaan mual dan muntah dengan kesadaran menurun, suhu
badan panas dan infeksi akut. Jika mengganggu saluran cerna.
Makanan cair
-
Berupa cairan jernih
-
Tidak merangsang
-
Tidak meninggalkan sisa
-
Pemberian diabetes 1 – 2 hari
Pemberian makanan dan minuman
PAGI
|
SIANG
/ SORE
|
TAMBAHAN
|
The manis
Cairan kental yang dibuat dari susu, telor & gula
|
Kaldu jernih
Air jeruk
|
Jam 10. Air bubur, sirup
Jam 16. The manis
|
5.
Makanan lewat pipa ( NGT )
Tidak bisa makan sendiri
Syarat
-
Makanan cair yang terbuat dari sari buah, cairan
kental yang dibuat susu, telor gula dan margarine.
Banyaknya makanan dalam sehari
1500 – 2000 cc yang dibagi dalam porsi 6 – 8 X
Makanan lewat pipa
I : 1500 kalori 200 cc / makan
II : 1700 klaori 150 cc / makan 8x
III : 2200 klaori total
250 - 300
PROSEDUR PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI
Tujuan intruksional
1.
Malakukan pemberian nutrisi melalui oral
2.
Melakukan pemberian nutrisi melalui pipa lambung
3.
Melakukan pemberian nutrisi melalui parenteral
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh marupakan satu kebutuhan dasar
manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber
energy untuk segala aktivitas dalam system tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh
berasal dari tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati
ataupun protein dan lemak dalam jaringan sumber lain yang berasal dari luar
tubuh seperti yang sehari - hari dimakan
oleh manusia. Pemenuhan kebutuhan nutrisi kepada anak akan sangat berguna
dalam membantu proses tumbuh – kembang.
Proses pemenuhan kebutuhan nutrisi kepada orang sakit yang
tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinya
melalui oral ( mulut ), enteral ( pipa lambung ), atau parenteral.
Pemberian Nutrisi
Melalui Oral
Tindakan ini merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada klien yang tidak mampu kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri.
Tujuan.
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
Alat dan Bahan
1.
Piring
2.
Sendok
3.
Garpu
4.
Gelas
5.
Serbet
6.
Mangkok cuci tangan
7.
Pengalas
8.
Makanan dengan porsi dan menu sesuai program
Prosedur Kerja
1.
Beri penjelasan
2.
Cuci tangan
3.
Atur pasien dengan duduk/ setengah duduk sesuai kondisi
pasien
4.
Pasang pengalas
5.
Tawarkan pasien melakukan ritual makan (
misalnya, berdoa sebelum makan )
6.
Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan
sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
7.
Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan
anjurkan duduk sebentar
8.
Catat tindakan dan hasil atau respon terhadap
tindakan
9.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
PEMBERIAN NUTRISI
MELALUI PIPA LAMBUNG
Tindakan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi per oral atau adanya ganguan fungsi menelan. Tindakan
pemberian nutrisi melalui pipa lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa
lambung lebih dahulu kemudian dapat dilakukan pemberian nutrisi. ( diganti 3 x
24 jam )
Tujuan
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
Pemasangan Pipa Lambung
Alat dan Bahan
1.
Pipa penduga dalam tempatnya (nampan )
2.
Spuit 20 cc/ 10 cc
3.
Pengalas
4.
Bengkok
5.
Plaster dan gunting
6.
Makanan dalam bentuk cair
7.
Air matang
8.
Obat – obatan
9.
Stetoskop
10.
Klem
11.
Baskom beris air ( kalau tidak ada stetoskop )
12.
Vaselin
PROSEDUR KERJA
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.
Atur posisi pasien dengan posisi semi – fowler
4.
Bersihkan daerah hidung dan beri pengalas di
daerah dada
5.
Letakan bengkok didekat pasien
6.
Tentukan letak pipa penduga cara mengukur
oanjang pipa dari epigastrum sampai hidung kemudian dibengkokan ke telinga dan
beri tanda batasnya
7.
Berikan paselin atau pelican pada ujung pipa dan
klem pangkal pipa tersebut lalu masukan melalui hidung secara perlahan – lahan
sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
8.
Tentukan apakah pipa benar – benar sudah masuk
ke lalmbung, dengan cara :
-
Masukan ujung selang yang di klem kedalam baskom
yang berisi air ( klem dibuka ) dan perhatikan bila ada gelembung, pipa masuk
ke paru dan jika tidak ada gelembung pipa tersebut masuk kelambung setelah itu
diklem atau dilipat kembali.
-
Masukan kedalam sipuit kedalam lambung melalui
pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Apabila dilambung terdengar
bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu, keluarkan udara yang ada
di dalam sebayak jumlah yang dimasukan.
9.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Pemberian Nutrisi
Alat dan Bahan
1.
Corong
2.
Spuit 20 cc/ 50 cc/ 10 cc untuk ngecek
3.
Pengalas
4.
Bengkok
5.
Makanan dalam bentuk cair
6.
Air matang
7.
Obat – obatan ( bila ada )
8.
Klem
9.
Stetoskop
Prosedur Kerja
1. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci
tangan
3. Atur
posisi semi fowler
4. Pasang
pengalas
5. Letakan
bengkok
6. Periksa
dahulu sisa makanan dilambung dengan menggunakan spuit yang diaspirasikan ke
pipa lambung
7. Buka
klem/ penutup
8. Lakukan
tindakan pemberi makan dengan cara pasang corong/ spuit pada pangkal pipa
|
9. Masukan
air matang 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirannya
10. Berikan
makanan dalam bentuk cair yang tersedia, kemudian, bila ada obat-obatan
masukan dan beri minum lalu diklem pipa penduga
11. Catat
hasilnya atau respon pasien selama pemberian makanan
12. Cuci
tangan setelah prosedur dilakukan
|
Pemberian Nutrisi
Parental
Nutrisi parental merupakan pemberian nutrisi berupa cairan
infus yang dimasukan kedalam tubuh melalui darah vena baik sentral ( untuk
nutrisi parental total ) atau vena perifer ( untuk nutrisi parental parsial ).
Pemberian nutrisi melalui parental dilakukan pada pasien yang tidak dapat
dipenuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral atau enteral.
TUJUAN
Mempertahankan kebutuhan nutrisi
Metode Pemberian
1.
Nutrisi parental pasial
Pemberian sebagian kebutuhan nutrisi
melalui intravena. Sebagai kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi
melalui enteral. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau
cairan asam amino.
2.
Nutrisi Parental Total
Pemberian nutrisi melaui jalur intravena
ketika kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infuse.
Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti
triofusin E1000, cairan yang mengandung asam amino, seperti Pan Amin G dan
cairan yang mengandung lemak, seperti itralipid
3.
Lokasi pemberian nutrisi secara parental melalui
vena sentral dapat melaui vena antikubital pada vena basilica sefalika, vena
subklavia, vena jugularis interna dan externa, dan vena femoralis. Nutrisi
parental melaui perifer dapat dilakukan pada sebagia vena didaerah tangan dan
kaki.
Prosedur perawatan
kateter pemberian nutrisi parental
1.
Jelaskan prosedur pada pasien
2.
Cuci tangan
3.
Gunakan cara aseptic dalam perawatan kateter
4.
Ganti balutan tiap 24 -28 jam
5.
Ganti set infuse maksimal 2 x 24 jam
6.
Gantu posisi pemasangan infuse maksimal 3x24 jam
7.
Perhatikan tanda flebitis, inflamasi, dan
trombosit
8.
Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah
dan pemberian obat
9.
Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi
parental, antara lain :
-
Pemerikasaan laboratium seperti urium kreatinin,
gula darah, elektrolit, dan faal hepar
-
Timbang berat badan pasien
-
Periksa reduksi urine
-
Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
-
Cairan jangan digantung lebih dari 24 jam
-
Pemberian asam amino harus bersamaan dengan
karbohidrat dengan harapan kalori yang dibutuhkan akan dipenuhi karbohidrat
10.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
0 komentar:
Posting Komentar