Senin, 23 April 2012

ASPEK PADA PASIEN DENGAN GANNGGUAN NUTRISI


ASPEK PADA PASIEN
DENGAN GANNGGUAN NUTRISI
PENGKAJIAN
Ø  Pengukuran antropometri meliputi : BB, TB, Lingkar lengan dan lipatan kulit
Ø  Data biochemical meliputi :
Kadar Hb, Ht.
Total lymfosit : Karena kadar lymposit yang rendah menunjukan adanya pemecahan protein

TANDA – TANDA KLINIK
NO
TUBUH
TANDA – TANDA NORMAL
T.T ABNORMAL
1
2

3
4
5

6

7

8

9

10

11
Rambut
Kulit

Mata
Lidah
M. Mukosa

Cardiovaskuler

Otot

G I

Neurologi

Vitality

BB

Kilat, berminyak tidak kering
Lembut, sedikit lembab, turgor baik
Berbinar jernih
Merah muda, lembab
Merah muda, lembut

Hr & TD N & irama jantung normal
Lembut, lunak berkemban biak

Nafsu makan baik eliminasi normal, teratur
Reflex normal, perhatian baik, emosi stabil
Gesit, energik, mampu untuk tidur baik
Normal sesuai umur, berkembang, TB Normal
Kering, kusam, lambat tumbuh
Pecah-pecah, kusam

Kering, kemerahan
Merah, bercak2, bengkak
Kemerah2han, kering, bercak & mudah pecah.
Hr↗, Hd↗, irama tidak teratur.

Tonus <, lembek, tidak berkembang
Anoreksia/ konstipasi

Reflex menurun, emosi tidak stabil, bingung
Energy <, lelah, < tidur

Overweight, under weight

Ø  Riwayat diet
-          Pola makan
-          Intake makanan/ perhari
-          Penggunaan vit.
-          Masalah- masalah yang berhubungan dengan diet
-          Diet yang kurang adekuat
-          Gangguan perubahan citrasa pembau, dst.
-          Makanan yang menimbulkan energy

FACTOR YANG MEMPENGARUHI DIET
-          Kultur
-          Kepercayaan
-          Status ekonomi
-          Gaya hidup
-          Kepercayaan tentang efek makanan terhadap kesehatan
-          Factor psikologi

DIAGNOSA
-          Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d
-          Kelebihan intake nutrisi
-          < aktifitas
-          Gangguan metabolic dan endokrin
-          Penggunaan makanan tambahan yang tidak sesuai

PERENCANAAN
1.       Pada dasarnya perencanaan bertujuan :
-          Mempertahankan / meningkatkan status nutrisi
-          Mencegah terjadinya masalah nutrisi
-          Mamfasilitasi klien agar nyaman pada waktu makan
2.       Gangguan nitrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
-          Diare kornis
-          Mal absorbs
-          Gangguan psikologi
3.       Cemas b.d obesitas ( contoh lain )

EVALUASI
Diharapkan klien akan :
1.       Mempunyai ukuran lipatan kulit  tricep yang normal
2.       Mempunyai ukuran L. lengan atas normal
3.       Mempunyai berat badan normal
4.       Mempertahankan intake cairan
5.       Mendemostrasikan perencanaan untuk mengurangi kelbihan BB
6.       Mendemostrasikan perencanaan untuk meningkatkan BB
7.       Mampunyai kadar glukosa darah dan urin normal
8.       Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan kemampuan yang dimiliki
9.       Merecanakan penggunaan bahan maksimal sesuai dengan diet
10.   Mengidentifikasi mak yang tinggi kalsium

IMPLEMENTASI
-          Intervensi konseling tentang diet
-          Intervensi pendidikan diet khusus
-          Intervensi pemberian makanan pasien ditempat tidur
-          Intervensi pemberian maksimal melalui pipa penduga lambung. Parental

EVALUASI
Diharapkan klien akan :
1.       Mempunyai ukuran lipatan kulit tricep yang normal
2.       Mempunyai ukuran L. lengan atas normal
3.       Mempunyai berat badan normal
4.       Mempertahankan intake cairan
5.       Mendemonstrasikan perencanaan untuk mengurangi kelebihan BB
6.       Mendemonstrasikan perencanaan untuk meningkatkan BB
7.       Mempunyai kadar glukosa darah dan urine N
8.       Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan kemampuan  yang dimiliki
9.       Merencanakan penggunaan bahan maksimal sesuai dengan diet
10.   Mengidentifikasi makanan yang tinggi klasium



STANDAR MAKANAN PASIEN
1.       Makanan biasa
2.       Makanan lunak
3.       Makanan saring
4.       Makanan cair
5.       Makanan lewat pipa

1.       Makanan biasa
Makanan yang diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan makanan khusus karena penyakitnya.

Syaratnya :
-          Tidak memerlukan makanan khusus
-          Tidak merangsang/ menimbulkan rangsangan pada saluran cerna
-          Cukup kalori protein dan zat lain
-          Nilai gizi 2230 pria, 2005 wanita
-          Bahan makanan dapat ditukar dengan makanan lain sesuai makanan yang ada didaerahnya
-          Makanan pokok beras/ nasi
-          Sayuran campuran, kacang – kacangan, daun warna hijau, dll.
-          Untuk wanita hamil / menyusui hendaknya diberikan tambahan 1 – 2 gelas susu/ hari
-          Makanan tidak boleh diberikan :  berlemak, terlalu manis/ asin dan tidak menggunakan bahan pengawet.

Pembagian makanan sehari
PAGI
SIANG/ SORE
TAMBAHAN
-          Beras/ nasi
-          Telor / daging
-          Sayuran
-          Beras/ nasi
-          Daging/ ayam
-          Tahu/ tempe
-          Sayuran
-          buah
Jam 10.
-          Snack/ k. ijo

Jam 16.
-          Snack/ k. hijau


2.       Makanan Lunak
Makanan diberikan kepada pasien sesudah operasi/ penyakit infeksi saluran pencernaan dengan kenaikan suhu tinggi

Syarat.
-          Makanan dapat diberikan langsung / perpindahan dari makanan saring
-          Makanan mudah dicerna, rendah serat
-          Tidak mengandung bumbu yang tidak merangsang saluran cerna
-          Cukup kalori, protein zat gizi lain
Pembagian makanan dalam sehari menu hanya nasi diganti bubur.

3.       Makanan Saring
Makanan saring yang diberikan kepada pasien sesudah operasi, infeksi akut termasuk saluran cerna.

Syarat .
-          Melihat keadaan pasien
-          Diberikan langsung/ perpindahan makanan saring
-          Makanan harus mengandung zat gizi sama dengan makanan lunak tapi harus duhaluskan

Pembagian makanan/ hari
PAGI
SIANG/ SORE
TAMBAHAN
T. beras/ bubur susu
Telor ½ matang
Susu
-          Bubur saring
-          Semur daging
-          Telor rebus
-          Wortel
-          Air jeruk
Jam 10. Pudding
Jam 16. Susu
Jam 20. Susu


4.       Makanan cair
Makanan cair diberikan sebelum/ sesudah operasi tertentu dalam keadaan mual dan muntah dengan kesadaran menurun, suhu badan panas dan infeksi akut. Jika mengganggu saluran cerna.

Makanan cair
-          Berupa cairan jernih
-          Tidak merangsang
-          Tidak meninggalkan sisa
-          Pemberian diabetes 1 – 2 hari

Pemberian makanan dan minuman
PAGI
SIANG / SORE
TAMBAHAN
The manis
Cairan kental yang dibuat dari susu, telor & gula
Kaldu jernih
Air jeruk
Jam 10. Air bubur, sirup
Jam 16. The manis


5.       Makanan lewat pipa ( NGT )
Tidak bisa makan sendiri

Syarat
-          Makanan cair yang terbuat dari sari buah, cairan kental yang dibuat susu, telor gula dan margarine.
Banyaknya makanan dalam sehari 1500 – 2000 cc yang dibagi dalam porsi 6 – 8 X
Makanan lewat pipa
I               :  1500 kalori                       200 cc / makan
II             :  1700 klaori                       150 cc / makan 8x
III            :  2200 klaori                       total 250 - 300
PROSEDUR PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI

Tujuan intruksional
1.       Malakukan pemberian nutrisi melalui oral
2.       Melakukan pemberian nutrisi melalui pipa lambung
3.       Melakukan pemberian nutrisi melalui parenteral

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh marupakan satu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energy untuk segala aktivitas dalam system tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari  - hari dimakan oleh manusia. Pemenuhan kebutuhan nutrisi kepada anak akan sangat berguna dalam  membantu proses tumbuh – kembang.
Proses pemenuhan kebutuhan nutrisi kepada orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinya melalui oral ( mulut ), enteral ( pipa lambung ), atau parenteral.

Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Tindakan ini merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri.

Tujuan.
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

Alat dan Bahan
1.       Piring
2.       Sendok
3.       Garpu
4.       Gelas
5.       Serbet
6.       Mangkok cuci tangan
7.       Pengalas
8.       Makanan dengan porsi dan menu sesuai program


Prosedur Kerja
1.       Beri penjelasan
2.       Cuci tangan
3.       Atur pasien dengan duduk/ setengah duduk sesuai kondisi pasien
4.       Pasang pengalas
5.       Tawarkan pasien melakukan ritual makan ( misalnya, berdoa sebelum makan )
6.       Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
7.       Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar
8.       Catat tindakan dan hasil atau respon terhadap tindakan
9.       Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

PEMBERIAN NUTRISI MELALUI PIPA LAMBUNG
Tindakan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral atau adanya ganguan fungsi menelan. Tindakan pemberian nutrisi melalui pipa lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung lebih dahulu kemudian dapat dilakukan pemberian nutrisi. ( diganti 3 x 24 jam )

Tujuan
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

Pemasangan Pipa Lambung
Alat dan Bahan
1.       Pipa penduga dalam tempatnya (nampan )
2.       Spuit 20 cc/ 10 cc
3.       Pengalas
4.       Bengkok
5.       Plaster dan gunting
6.       Makanan dalam bentuk cair
7.       Air matang
8.       Obat – obatan
9.       Stetoskop
10.   Klem
11.   Baskom beris air ( kalau tidak ada stetoskop )
12.   Vaselin

PROSEDUR KERJA
1.       Cuci tangan
2.       Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.       Atur posisi pasien dengan posisi semi – fowler
4.       Bersihkan daerah hidung dan beri pengalas di daerah dada
5.       Letakan bengkok didekat pasien
6.       Tentukan letak pipa penduga cara mengukur oanjang pipa dari epigastrum sampai hidung kemudian dibengkokan ke telinga dan beri tanda batasnya
7.       Berikan paselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukan melalui hidung secara perlahan – lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
8.       Tentukan apakah pipa benar – benar sudah masuk ke lalmbung, dengan cara :
-          Masukan ujung selang yang di klem kedalam baskom yang berisi air ( klem dibuka ) dan perhatikan bila ada gelembung, pipa masuk ke paru dan jika tidak ada gelembung pipa tersebut masuk kelambung setelah itu diklem atau dilipat kembali.
-          Masukan kedalam sipuit kedalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Apabila dilambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu, keluarkan udara yang ada di dalam sebayak jumlah yang dimasukan.

9.       Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pemberian Nutrisi
Alat dan Bahan
1.       Corong
2.       Spuit 20 cc/ 50 cc/ 10 cc untuk ngecek
3.       Pengalas
4.       Bengkok
5.       Makanan dalam bentuk cair
6.       Air matang
7.       Obat – obatan ( bila ada )
8.       Klem
9.       Stetoskop

Prosedur Kerja
1.       Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.       Cuci tangan
3.       Atur posisi semi fowler
4.       Pasang pengalas
5.       Letakan bengkok
6.       Periksa dahulu sisa makanan dilambung dengan menggunakan spuit yang diaspirasikan ke pipa lambung
7.       Buka klem/ penutup
8.       Lakukan tindakan pemberi makan dengan cara pasang corong/ spuit pada pangkal pipa
9.       Masukan air matang 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirannya
10.   Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, kemudian, bila ada obat-obatan masukan dan beri minum lalu diklem pipa penduga
11.   Catat hasilnya atau respon pasien selama pemberian makanan
12.   Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Pemberian Nutrisi Parental
Nutrisi parental merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang dimasukan kedalam tubuh melalui darah vena baik sentral ( untuk nutrisi parental total ) atau vena perifer ( untuk nutrisi parental parsial ). Pemberian nutrisi melalui parental dilakukan pada pasien yang tidak dapat dipenuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral atau enteral.

TUJUAN
Mempertahankan kebutuhan nutrisi




Metode Pemberian
1.       Nutrisi parental pasial
Pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagai kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi melalui enteral. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.

2.       Nutrisi Parental Total
Pemberian nutrisi melaui jalur intravena ketika kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infuse. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti triofusin E1000, cairan yang mengandung asam amino, seperti Pan Amin G dan cairan yang mengandung lemak, seperti itralipid

3.       Lokasi pemberian nutrisi secara parental melalui vena sentral dapat melaui vena antikubital pada vena basilica sefalika, vena subklavia, vena jugularis interna dan externa, dan vena femoralis. Nutrisi parental melaui perifer dapat dilakukan pada sebagia vena didaerah tangan dan kaki.

Prosedur perawatan kateter pemberian nutrisi parental
1.       Jelaskan prosedur pada pasien
2.       Cuci tangan
3.       Gunakan cara aseptic dalam perawatan kateter
4.       Ganti balutan tiap 24 -28 jam
5.       Ganti set infuse maksimal 2 x 24 jam
6.       Gantu posisi pemasangan infuse maksimal 3x24 jam
7.       Perhatikan tanda flebitis, inflamasi, dan trombosit
8.       Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan pemberian obat
9.       Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parental, antara lain :
-          Pemerikasaan laboratium seperti urium kreatinin, gula darah, elektrolit, dan faal hepar
-          Timbang berat badan pasien
-          Periksa reduksi urine
-          Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
-          Cairan jangan digantung lebih dari 24 jam
-          Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat dengan harapan kalori yang dibutuhkan akan dipenuhi karbohidrat

10.   Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

0 komentar:

Posting Komentar

 
;